Rabu, 20 Juni 2018

Penanaman 10.000 Magrove PT Bumi Menara Internusa: Penunjang Eksistensi Budidaya Udang


Bumi Menara Internusa atau lebih sering disebut sebagai PT. BMI adalah salah satu pemain besar dalam pengolahan produk dari udang dan diekspor ke mancanegara. Perusahaan ini mempunyai beberapa pabrik dan berkantor pusat di Surabaya. Perusahaan berdiri tahun 1989 dan dengan seiring waktu kini beberapa pabrik telah berdiri diantaranya di daerah Dampit, Malang dan Lampung. Perusahaan membeli udang dari masyarakat umum juga dari beberapa tambak yang bekerjasama dengan mereka, salah satu diantaranya adalah PT. Tiwandi Sempana yang berkedudukan di daerah Pesisir, Probolinggo. Tambak inilah yang sedang diusahakan oleh PT. BMI untuk bisa mendapatkan sertfikasi dari ASC-Shrimp yang bekerjasa sama dengan WWF Indonesia untuk monitoring pemenuhan standar dalam skema Seafood Savers sejak November 2016. Banyak hal yang telah dilakukan diantaranya mengembangkan program kerja bersama atau yang disebut Aquaculture Improvement Program (AIP) untuk memenuhi gap yang ada terhadap standard ASC Shrimp.

Bersama Menjaga Kualitas Air, Kunci Kemajuan Budidaya Rumput Laut di Takalar


“Kualitas air tambak berperan besar dalam keberhasilan budi daya rumput laut Gracilaria,” papar Idham Malik (WWF-Indonesia) siang itu (15/05), di hadapan lima belas petani tambak yang tergabung dalam Kelompok Samaturu’e. Sekretariat kelompok pembudidaya rumput laut Gracilaria di Desa Soreang, Kecamatan Mappakasunggu ini menjadi lokasi digelarnya pelatihan tambak mengenai pentingnya menjaga kualitas air.

Selain MSC dan ASC, PT Samudera Eco Anugerah Targetkan Standar CoC dalam Skema Bisnisnya


Resmi mendaftarkan perusahaannya menuju sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC) pada tahun 2015, PT Samudera Eco Anugerah Indonesia kembali mendaftarkan diri di keanggotaan Seafood Savers, WWF-Indonesia, menuju standar CoC (Chain of Custody) tahun ini.

Upaya PT. Kemilau Bintang Timur Wujudkan Bisnis Perikanan Rajungan Lestari


Industri pengolahan rajungan menjadi bisnis perikanan yang sangat potensial di Indonesia sejak tahun 1990-an dengan tujuan utama ekspor adalah pasar Amerika Serikat. Persaingan harga antar produsen semakin sengit yang diikuti dengan meningkatnya produksi hasil tangkapan rajungan hampir di seluruh wilayah utara Pulau Jawa, sisi timur Sumatera, Selat Malaka dan Selatan Sulawesi. Perusahaan pengolah rajungan pun menyebar di wilayah Utara Jawa seperti Cirebon, Rembang, Demak, Pati, Jepara, Pemalang, Karawang, Jakarta hingga wilayah timur Indonesia. Termasuk salah satunya adalah PT Kemilau Bintang Timur (PT KBT) yang beroperasi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Exporter Asal Jember Bertekad Praktikan Budi Daya Udang Vanamei Berkelanjutan


Berdiri sejak tahun 1984, PT. Mega Marine Pride merupakan perusahaan penyedia seafood yang berbasis di Jember, Jawa Timur. Perusahaan ini bergerak dalam bisnis pengolahan udang vanamei (Litopenaeus vannamei) yang dipasarkan dalam bentuk fresh dan matang, seperti udang nobashi.

Baramundi dan Kerapu Cantang Bali Siap Diproduksi Berkelanjutan



 Menyusul perusahaan perikanan lain yang telah bergabung dengan Seafood Savers, PT IAMBEU Mina Utama bergabung dalam program perbaikan dengan mendaftarkan ikan karang budi dayanya. Dengan mendaftar dalam keanggotaan Seafood Savers pada tahun 2017, PT IAMBEU Mina Utama secara resmi menjadi anggota pada 6 Desember 2017.

Natura Seafood Resmi Daftarkan 19 Komoditas Seafood dalam Seafood Savers


Pelaku bisnis perikanan yang memasarkan produknya di Indonesia tidak sebatas pada level perusahaan produsen skala besar. Ritel, rumah makan, wholesaler bahkan hotel memiliki andil dalam penyebaran dan proses produksi seafood. Menyadari hal ini, Natura Seafood bergabung dengan Seafood Savers.